PENERAPAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS OTOMASI INLISLITE

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kualitas
implementasi otomasi perpustakaan berbasis INLISLITE di
perpustakaan, mulai dari kualitas sistem dan kendala dalam
proses implementasi sistem otomasi inlislite. Subyek dari
penelitian ini adalah pustakawan perpustakaan sekolah, dan
obyek dalam penelitian ini adalah sistem otomasi
perpustakaan berbasis INLISLITE. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Sistem otomasi INLISLITE merupakan sistem yang tergolong
baru dibandingkan dengan sistem otomasi lain seperti SLiMS.
Dan sistem inlislite masih memiliki beberapa kekurangan
seperti kandungan informasi yang ada di inlislite masih
kurang baik sehingga berdampak kepada pengguna yang
kurang puas dalam menerapkan inlislite. Disisi lain inlislite
juga masih memiliki keterbatasan dalam penerapnnya karena
dalam proses instalasi hanya bisa di sistem operasi windows
dan belum bisa diterapkan pada sistem operasi linux atau
yang lain. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan sekolah memiliki kendala pada SDM dan
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dalam
proses penerapan sistem otomasi INLISLITE. Walaupun
banyak kendala akan tetapi penerapan sistem otomasi
INLISLITE mebawa banyak manfaat bagi perpustakaan dalam
mengelola koleksi lebih cepat, biaya lebih ringan, dan hemat
tenaga serta lebih efektif dan efisien dalam penyelesaian tugas
pengelolaan perpustakaan sekolah.

Sistem otomasi perpustakaan merupakan suatu proses pengelolaan
perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi
informasi di perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan dan
kualitas pelayanan pada pengguna (right information,right user dan right now),
berhubungan dengan peran maupun fungsi perpustakaan sebagai kekuatan dalam
pelestarian, penyebaran informasi ilmu pengetahuan serta kebudayaan yang
berkembang seiring dengan kebutuhan manusia akan informasi (Wenige, & Ruhland,
2018). Sebagai The Preservation of knowledge maka perpustakaan sekolah melakukan
kegiatan yang meliputi memburu, mengumpulkan, mengidentifikasi, mengelola dan
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat umum, yang dalam
perkembangannya dapat dibantu oleh peralatan teknologi komunikasi dan informasi
(Asari, Kurniawan & Ansor, 2019).
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka (Basuki,
2020). Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan,
yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Perpustakaan mempunyai fungsi sebagai
wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan
kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Perpustakaan bertujuan memberikan layanan
kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan
dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Suwarno, 2010). Pada UU
No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pada pasal 12 ayat (1) dijelaskan bahwa
Koleksi perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan, dan dikembangkan sesuai
dengan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan
sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (Bafadal, 2015). Setiap
perpustakaan dalam mengembangkan layanan perpustakaan haruslah berbasis
teknologi informasi dan komunikasi (Jogiyanto.2007).
Banyak perpustakaan yang terkendala dalam menjalankan ketentuan dari
peraturan perundangan di atas. Berdasarkan kondisi di lapangan, kendala yang muncul
adalah terkait infrastruktur yang mendukung perpustakaan. Ketersediaan komputer dan
perangkat lunak perpustakaan tentu menjadi syarat yang utama dalam mengupayakan
adanya implementasi teknologi informasi di perpustakaan (Asari, Kurniawan & Ansor,
2019). Terkait dengan implementasi teknologi informasi di perpustakaan sekolah, di era
sekarang tentu sudah diupayakan (Hill et al.,2019). Namun untuk implementasi sistem
otomasi dan sistem perpustakaan digital, belum semua perpustakaan sekolah
mengimplemetasikan (Pendit, 2010). Hal ini tentu menjadi perhatian bersama, dalam
upaya mewujudkan implementasi teknologi informasi dan komunikasi di layanan
perpustakaan sekolah.
Akan tetapi, belum semua perpustakaan telah mengimplementasikan sistem
otomasi secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Kendala pada
penentuan aplikasi yang digunakan sebagai sistem otomasi perpustakaan. Kedua,
kemampuan tenaga atau SDM yang ada yang belum banyak mendapatkan pelatihan di
bidang sistem otomasi perpustakaan (DeLone, 2003). Perpustakaan disini adalah
perpustakaan sekolah. Melihat peranan otomasi perpustakaan dalam menunjang proses
pengelolaan perpustakaan sekolah, dapat disimpulkan bahwa sistem otomasi inlislite
memilki peranan penting (Petter et al., 2018) . Akan tetapi dalam penerapannya belum tentu sistem otomasi inlislite memiliki kualitas yang baik dan tidak selamanya
berdampak positif bagi perpustakaan sekolah. Maka dari itu untuk mengetahui kualitas
sistem inlislite diperpustakaan sekolah perlu di teliti dan di uji kualitas sistem nya.

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan dan
pengembangan sistem otomasi perpustakaan Inlislite di perpustakaan sekolah, yang
pertama dari segi kulaitas sistem sudah tergolong baik karena selalu dapat
menampilkan informasi yang terupdate, memiliki akurasi data yang cukup tinggi,
memiliki waktu respon dan waktu pergantian fitur yang cukup cepat, informasi yang
ditampilkan selalu akurat, mempunyai fitur yang lengkap, mudah dioperasikan dan
dapat diakses dengan menggunakan jaringan ethernet dan internet dalam bentuk LAN.
Sedikti kekurangan dari kualitas sitem Inlislite hanya bisa dioperasikan pada sistem
operasi windows. Yang kedua dari segi kualitas informasi, sistem informasi Inlislite
selalu menampilkan informasi secara tepatwaktu dan akurat, tampilaninformasi mudah
dipahami dan informasi yang dapat ditampilkan oleh sistem Inlislite cukup lengkap.
Akan tetapi kulaitas kandungan informasi yang dikeluarkan oleh sistem Inlisliet
tergolong tidak begitu baik. Dan yang ketiga dari segi kualitas layanan, sistem otomasi
Inlislite dapat mempermudah dan dapat diandalkan dalam menyelesaikan pekerjaan di
perpuatakaan sekolah, fitur dan menu yang ada pada sistem Inlislite sudah tepat dalam
mendukung pengelolaan perpustakaan. Penggunaan sistem Inlislite di perpustakaan
sekolah dapat membuat pustakawan memiliki daya tanggap dalam proses penyelesaian
pekerjaan di perpustakaan. Akan tetapi dalam penerapan sistem Inlislite di
perpustakaan sekolah tidak didukung dengan infrastruktur perangkat komputer dan
jaringan internet yang baik. Komputer yang ada hanya satu sehingga kurang mendukung
proses layanan pengguna dan internet yang ada kualitas nya kurang baik.

Selengkapnya bisa diakses pada link berikut:

https://scholar.google.co.id/citations?view_op=list_works&hl=en&hl=en&user=dtyIsj4AAAAJ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *