Para santri yang saya sayangi !
Beredarnya berita dimedia sosial, televisi dan berbagai situs berita di internet yang cukup menghebohkan yakni munculnya virus corona (Covid-19), yang katanya ganas dan bisa mematikan sudah menyebar hampir keseluruh negara, bahkan negara kita sendiri Indonesia. Sehingga kabar ini dapat merubah aktifitas kehidupan manusia sehari-hari, membuat orang jarang keluar rumah, pasar sepi, kota terisolasi, dan ada negara yang sudah menterapkan lockdown sehingga keadaan sekarang ini cukup mencekam dan memprihatinkan. Waktu terus berjalan, korban semakin banyak dan tak terkendali penyebarannya, sambil kita patuhi anjuran pemerintah, mari kita mendoakan agar saudara kita yang sakit segera sembuh dan yang sudah meninggal dunia semoga diterima amalnya dan diampuni dosanya.
Para santri yang saya sayangi! Kita sebagai seorang muslim seandainya kita tidak memperkuat keimanan atau kepercayaankita kepada Allah SWT dalam situasi yang seperti sekarang ini, maka kita bisa terperangkap pada keprihatinan dan kepanikan yang sia-sia,seperti hidup didalam tahanan atau seperti hidup dinegara yang belum merdeka yang masih dijajah bangsa lain, bahkan dapat menimbulkan dampak negatif lahir maupun batin yang tidak perlu terjadi.
Maka dari itu untuk memperkuat keimanan atau kepercayaan kepada Allah SWT agar tidak terperangkap pada keprihatinan dan kepanikan yang sia-sia,disamping kitaberlapang dada dengan menaati arahan-arahan pemerintah yang sudah diteliti secara ilmiah alamiah, kitajuga harusberusahamencari solusi bagaimana menghadapi situasi seperti saat ini, dan kita harus meyakini bahwa keadaan seperti ini adalah sunnatullah takdir Allah SWT yang telah di berikan kepada hambanya, agar berfikir dan berusaha bagaimana menghadapinya. Karena itu kita kuatkan iman dan yang paling penting dasar keimanan di perkuat dengan cara menyempurnakan ikrar syahadat kita sebagai rukun islam yang nomer satu dahulu, sebagai tonggak tegaknya rukun Islam yang lain.
Dan keimanan atau kepercayaan itu bisa mapan dan kuat ketika ada kesaksian yang memenuhi syarat, yaitu kesaksian dengan adanya bukti. Dan ketika kesaksian itu tanpa adanya bukti maka kesaksiannyabisa lemah atau palsu. Seandainya kesaksiannya lemah maka imannya pun lemah. Ketika orang itu imannya lemah maka mudah panik karena otaknya tidak dikendalikan iman didalam hati. Maka dari itu kita perlumenyempurnakan ikrar syahadat sebagai rukun islam yang nomer satu yang lengkap dan standart Al-Qur’an, yakni kesaksian yang mempunyai bukti yang tersimpan didalam kalimah dhamir sya’anmukhoffaf dalam kalimat syahadat. Dan dhamir sya’an didalam kalimah syahadat bahasa arab tidak sama dengan dhamir sya’an dalam kalimat yang lain, Sebab dhamir sya’an didalam kalimat syahadat itu sudah ada peringatan dari Allah SWT didalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 172.Dan surat Ali Imran ayat 18 sebagai ajaran langsung dari Allah SWT untuk kita semua manusia anak cucu nabi Adam:
وَإِذْأَخَذَرَبُّكَمِنْبَنِيآدَمَمِنْظُهُورِهِمْذُرِّيَّتَهُمْوَأَشْهَدَهُمْعَلَىٰأَنْفُسِهِمْأَلَسْتُبِرَبِّكُمْۖقَالُوابَلَىٰۛشَهِدْنَاۛأَنْتَقُولُوايَوْمَالْقِيَامَةِإِنَّاكُنَّاعَنْهَٰذَاغَافِلِينَ
Artinya : Dan (ingatkan wahai Muhammad ! umatmu dan Kyai Ulama’ pewaris perjuanganmu), ketika Tuhanmu mengambil (keputusan menciptakan) bani Adam dari tulang rusuknya (bibit sel-sel sperma di alam ruh) menjadi anak cucunya. Dan Tuhanmu mensyahadatkan (mengajarkan syahadat) pada [tanda bukti] dirinya (wujud dan hidup tidak wujud hidup dengan sendirinya, akan tetapi pasti ada Dzat yang mewujudkan dan menghidupkannya. Kemudian Tuhanmu menguji bertanya). Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Benar, aku menyaksikan (EngkauTuhanku. Jangan sampai terjadi nanti) ketika dihari qiamatkamu mengatakan: Sesungguhnya aku pada (syahadat yang diajarkan Tuhanku) itu lupa.
Dalam ayat tadi sudah jelas ada kalimah وَأَشْهَدَهُمْعَلَىٰأَنْفُسِهِمْDan Tuhanmu mensyahadatkan pada anak cucu nabi Adam (mengajarkan syahadat anak cucu nabi Adam di alam ruh dengan tanda bukti )yang ada pada dirinya (wujudnya dan hidupnya tidak wujud hidup dengan sendirinya, akan tetapi pasti ada Dzat yang mewujudkan dan menghidupkannya).
Maka dari itu, kita sebagai manusia anak cucu nabi Adam terutama kita yang mengaku seorang muslim jangan sampai berikrar syahadat bersaksi kepada Allah SWT sebagai Tuhannya tanpa bukti yang ada pada diriNya, yang sudah diajarkan Allah SWT.Dan Allah berfirman lagi:
شَهِدَاللَّهُأَنَّهُلَاإِلَٰهَإِلَّاهُوَوَالْمَلَائِكَةُوَأُولُوالْعِلْمِقَائِمًابِالْقِسْطِۚلَاإِلَٰهَإِلَّاهُوَالْعَزِيزُالْحَكِيمُ
Artinya” Allah menyatakan kesaksian bahwa (samarnya pekerjaan Allah kun fayakun maka wujud makhluq) tidak ada Tuhan (yang menciptakan) melainkan Dia (yang berhak disembah). (Demikian pula) Para Malaikat dan (juga menyatakan yang demikian itu) orang-orang yang berilmu Yang menegakkan keadilan. Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Orang yang mempunyai ilmu, dia akan ber-syahadat dan mengajarkan syahadat dengan menegakkan keadilan, berdisiplin ilmu diantaranya dengan cara adil dalam menerjamahkan syahadat dengan bahasa daerah atau negara masing-masing sesuai dengan bahasa masyarakat sekitar. Tidak hanya menggunakan bahasa arab saja, seandainya mereka kurang faham (terutama pada kalimah dhamir sya’an أَنْasluhu annahu yang menerangkan bukti dalam ikrar bersaksi) bersyahadat yang berbahasa arab. Maka orang yang mempunyai ilmu قَائِمًابِالْقِسْطِ wajib menjelaskannya untuk memperkuat kesaksian dan ke-imanan mereka. Dan ketika tidak jelas atau tidak diterangkan maka kesaksian dan keimanan mereka lemah atau palsu, sebab ikrar kesaksiannya tidak ada keterangan bukti.
Para santri yang saya sayangi! Pada tahun 2008 saya pernah berjumpa dengan seseorang beliau bertanya : “kamu orang islam ya?” Saya jawab : “iya” beliau bertanya lagi : “bagaimana kalau kamu membaca syahadat?” saya jawab : “asyhadu alla ilaha illallah waasyhadu anna Muhammadarrosulullah” kemudian beliau bertanya lagi : “kamu orang arab atau orang jawa? Kalau kamu orang arab sudah cukup dan benar akan tetapi kalau kamu orang jawa ikrar syahadat seperti itu belum cukup. Coba terjemahkan dalam bahasa jawa. Setelah saya terjemahkan : “kulo nyekseni saestu nipun mboten wonten pengeran kejawi namung gusti Allah lan kulo nyekseni saetu nipun nabi Muhammad utusanipun gusti Allah. Kemudian orang tua tadi membentak saya:Kamu ikrar menyaksikan kepada Allah seperti itu terlalu berlebihan,kok beraninya kamu menyaksikan Allah SWT tanpa ada tanda-tanda bukti atau ayat. sedangkan kamutidak mungkin mampu hidup di duniaseperti ini menyaksikan kepada Allah SWT yang maha suci dan maha luhurhanya dengan otak yang terbatas, dan mata yang terbatas.
Saya mendengar perkataan beliau seperti itu menjadi agak bingung, namun setelah saya ingat pengajian guru saya Hadhroti Syekh Romo K.H Muhsin Maqbul di pondok pesantren roudlotul muhsinin ketika setiap membaca kitab kuning beliau menjelaskan dan menerangkan kalimat syahadat itubegini : Dan setelah ingat pengajian beliau seperti tadi baru sadar bahwa terjemahan bahasa jawa yang saya sampaikan tadi itu memang belum menerjemahkan dhomir sya’an sebagai bukti atau ayat dalam ikrar bersaksi kepada Allah SWT. Para santri yang saya sayangi! Marilah kitabersama-sama berikrar syahadat yang sesuaidengan ajaran para ulama’ yang mengajar di pondok pesantren dan sesuai dengankeadaan seperti saat iniyang sudah diajarkan Allah SWT dalam surat Al-A’raf ayat 172 dan surat Al-Imron ayat 18 agar iman kita kuat, hati kita tenang dan pikiran kita tidak panik:
أَشْهَدُ أَنْ لاَّاِلهَ إِلاَّالله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Saya bersaksi: Sesungguhnya (samarnya pekerjaan Allah kun fayakun, wujudku, hidupku, matiku dan wujud alam semesta, bahkan wujud virus corona itu sebagai tanda bukti, tiada Tuhan yang mewujudkan menghidupkan dan mematikanku yang wajib disembah dan ditaati selain Allah yang maha Suci, maha Luhur maha Agung, maha Mulyamaha Kuasa dan maha Kasih Sayang.
Dan saya bersaksi: Sesungguhnya Nabi Muhamad mendapat wahyu dari Allah, Al-qur’an, sifatnya jujur menyampaikan dipercaya dan cerdas itu utusan Allah sebagai suri tauladan dalam menjalankan syariah agama Islam dengan belajar kepada guru, ustadz, kyai, habaib, ulama’ yang benar.
Para santri yang saya cintai ! Barangkali diantara kalian ada yang masih senang ikrar syahadat bahasa jawa peninggalan ajaran Kanjeng Sunan Kalijogo. Mari kita ikrarkan bersama !
Anyekseni ingsun, setuhune payungku payung Allah, kudungku kudung Allah, sak tingkah polahku slamet dining Allah, lailaha illallah Muhamadaralulullah.
Maksud bahasa Indonesianya: Saya bersaksi bahwasanya, yang melindungiku, itu Allah dan yang menutupiku, itu Allah, maka setiap tingkah lakuku selamat dengan rahmat kekuasaa Allah.Tiada tuhan yang wajib disembah selain Allah dan Nabi Muhamad utusan Allah.
Syahadat sunan Kalijogo seperti tadi itu lengkap dengan adanya bukti dan standart Al-Qur’an. Sehingga dapat menguatkan keimanan dan cocok juga untuk menangkal virus corona (covid – 19).
Para santri yang saya sayangi! syahadat itukita biasa membaca satu hari satu malam minimal 5 x sebelum shalat dan 9x didalam tahiyyat shalat. Ketika didalam shalat syahadat dilarang menerjemahkan dalam bahasa Indonesia, hukum shalatnya batal atau bid’ah. Seandainya kita ada kesempatan ditengah malam atau kapan saja diluar shalat selain didalam kamar kecil, tempat kencing dan berak mau membaca syahadat itu hukumnya sunnah dan akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Bukan hanya membaca istighfar saja seorang muslim mendapatkan ampunan dari Allah, bahkan mengulang-ulang membaca syahadatpun akan mendapatkan ampunanNya. Dan membaca atau ikrar syahadat sebelum shalat boleh diterjemahkan akan tetapi cukup didengar telinganya sendiri. Ketika seorang sering membaca syahadat maka imannyabertambahkuat dan ketika kuat imannya maka orang itu pasti dapat menyerah bertawakal kepada Allah SWT sehingga Allah menjamin menjaganya, karena Allah menyayangi merahmati kepada orangorang yang beriman. Kalau sudah demikian maka Malaikat yang ditugaskan Allah membawa Virus corona (Covid-19) karena murkaNya tidak akan mendekat.
Allah sudah berfirman dalam hadist qudsi yang diriwayatkan oleh imam Muslim:
( سَبَقَتْ رَحْمَتِى غَضَبِى : Rahmatku mengalahkan murkaku)